Setiap manusia pasti pernah merasakan sakit. Kondisi disaat tubuh lebih
lemah dari biasanya. Aktivitas manusia terus ada, hidup pun terus
berjalan, namun tak lepas dari ujian. Ujian ini sudah merupakan
sunatullah kehidupan. Sakit adalah ujian. Manusia akan diuji dalam
kehidupannya, dengan perkara yang tidak disukainya, atau perkara yang
menyenangkan.
Allah berfirman dalam surat Al-Anbiyaa’ ayat 35,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”
Terdapat hikmah yang banyak di balik berbagai ujian. Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya Allah Ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan
memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi). Dalam riwayat lain disebutkan,
“Penyakit merupakan cambuk Allah di bumi ini, dengannya Dia mendidik
hamba-hambaNya.”
Sakit tak hanya berdampak pada orang yang
menderitanya. Namun bagi keluarga, saudara, dan (mungkin) temannya juga.
Merekalah yang merawat dan mengusahakan kesembuhannya, yang tak kalah
besar pahalanya. Bila sabar dan ikhlas menyimpan pahala bagi penderita
sakit. Maka bagi keluarga, saudara, teman, atau orang lain, pahala
tersebut ada ketika menjenguk orang sakit.
Diriwayatkan dari hadits Tsauban yang marfu’ bahwa Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang muslim lainnya,
maka ia berada di dalam khurfatul jannah.” Dalam riwayat lain ditanyakan
kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?”
Beliau menjawab, “Yaitu taman buah di Surga.”
Subhanallah.
Menjenguk orang sakit adalah perbuatan baik. Ia merupakan bagian dari
akhlakul karimah. Tindakannya pun dipuji oleh malaikat. Berikut hadits
yang menjelaskannya,
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, ia
berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Tiada seorang muslim yang
menjenguk orang muslim lainnya pada pagi hari kecuali ia dido’akan oleh
tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari. Dan jika ia menjenguknya
pada sore hari, maka ia dido’akan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga
pagi hari. Dan baginya kurma yang dipetik di taman Surga.” (HR.
Tirmidzi, beliau berkata “hadits hasan”)
Dalam Islam, menjenguk
orang sakit, tidaklah patut mempertimbangkan latar belakangnya. Apapun
warna kulitnya, sukunya, miskin atau kaya, cantik atau kurang cantik,
pintar atau kurang pintar, nenek-nenek atau masih muda, mahasiswa atau
lulusan SD, bahkan yang berbeda agama sebaiknya dijenguk. Karena ianya
amal kemanusiaan yang dalam Islam dinilai sebagai ibadah. Bahkan
aktivitasnya disebut qurbah (pendekatan diri kepada Allah). Sebagaimana
hadits qudsi, Allah berfirman,
“Wahai manusia, si fulan hambaKu
sakit dan engkau tidak membesuknya. Ingatlah seandainya engkau
membesuknya niscaya engkau mendapatiKu di sisinya.” (HR. Muslim dari Abu
Hurairah)
Maka wajar, Nabi pernah bersabda,
“Siapa
yang menjenguk orang sakit, maka berserulah penyeru dari langit
(malaikat), ‘Bagus engkau, bagus perjalananmu, dan engkau telah
mempersiapkan tempat tinggal di dalam Surga.” (HR. Ibnu Majah
diriwayatkan dari Abu Hurairah)
Dengan demikian, penting untuk diperhatikan etika (adab-adab) ketika menjenguk orang sakit.
- Sebutlah identitas diri yang jelas. Jangan menyebutkan identitas
yang kurang jelas, sehingga membingungkan bagi orang yang sedang sakit.
- Berkunjung di waktu yang tepat. Jangan datang di waktu orang
sakit sedang beristirahat, sedang waktunya tidur, minum obat, atau
mengganti pembalut luka misalnya. Jangan pula terlalu lama di tempat
orang sakit. Bisa jadi penderita sakit membutuhkan banyak waktu untuk
istirahat. Ini terkecuali bagi yang memiliki hubungan khusus dengan
penderita sakit.
- Jangan banyak bertanya. Sangat baik bila
pengunjung tidak mengobrol sendiri. Apalagi mengajukan banyak
pertanyaan, yang akhirnya membuat penderita sakit kelelahan. Hendaknya
pengunjung menampakkan rasa kasih sayang dan belas kasihannya.
- Mendo’akannya dengan ikhlas. Ada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah bersabda,
“Siapa yang menjenguk orang sakit yang belum tiba ajalnya, lalu ia
mengucapkan do’a ini di sampingnya sebanyak tujuh kali: (Aku mohon
kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan Pemilik Arsy yang Agung. Semoga Dia
berkenan menyembuhkanmu), niscaya Allah akan menyembuhkannya dari
penyakit tersebut.”
Dianjurkan pula membacakan do’a sakit:
Allahumma Ya Rabbannaasa adzhibil ba’tsa wa asyfi wa anta syaafi laa
syifa a illa syifauka syifa an laa yughadiru saqama.. (Ya Allah,
Tuhannya manusia, hilangkanlah bahaya. Sembuhkanlah. Hanya Engkau yang
dapat menyembuhkan. Tiada kesembuhan kecuali dariMu. Sembuh yang tidak
dihinggapi penyakit lagi.)” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Aisyah)
- Menimbulkan optimisme kepada orang yang sedang sakit. Saat
menjenguk, anjurkanlah untuk berlaku sabar. Karena sabar itu besar
pahalanya, sedangkan berkeluh kesah itu dosa.
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَ
Laa Tahzan! Innallaahama’ana..
“Janganlah kamu bersedih. Sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. At-Taubah : 40)
Kamis, 11 April 2013
::ADAB MENJENGUK SESEORANG YG SEDANG SAKIT::
Posted on 00.24 by AMIR
| No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar