Bidadariku, rasanya baru kemarin…
Kau tak mau bertemu denganku ketika ta'aruf…
Kau menyarankan menemui orang tuamu…
Bila memang berniat menikahimu...
Bidadariku, rasanya baru kemarin…
Kau berlari dariku yang ingin bertemu denganmu…
Saat aku dan orang tuaku melamarmu...
Kau tak mau bertemu denganku ketika ta'aruf…
Kau menyarankan menemui orang tuamu…
Bila memang berniat menikahimu...
Bidadariku, rasanya baru kemarin…
Kau berlari dariku yang ingin bertemu denganmu…
Saat aku dan orang tuaku melamarmu...
Bidadariku, rasanya baru kemarin…
Saat kau memintaku melepas bunga melati di kerudungmu…
Saat jantung ini berdebar-debar karena baru kali itu dekat denganmu…
Bidadariku, rasanya baru kemarin…
Saat kau bergelayut mesra di tanganku...
Saat hati ini berbunga-bunga berjalan berdua...
Bidadariku, rasanya baru kemarin…
Kita mengarungi malam pertama tidur di atas tikar...
Di rumah petak yang baru tanpa kasa nyamuk…
Tetapi serasa tidur di atas awan yang tinggi...
Dengan dihiasi bintang gemintang…
Bidadariku, rasanya baru kemarin…
Saat pertama kalinya ada satu wanita yang halal buatku...
Tempat melabuh kasih…
Tempat menentramkan jiwa...
Tempat berbagi suka dan duka…
Bidadariku, rasanya baru kemarin…
Tapi Engkau telah memberiku 5 orang pujaan hati...
Yang ku rindu di saat sepi dan gembira di saat bersama...
Bahkan ku semakin bersyukur…
Di saat ku bekerja nun jauh di seberang sana…
Tetapi ada tempat kembali...
Melabuhkan cinta dan kasih...
Oh... Kau memang bidadariku...
Ku tak mau bersamamu sehidup semati…
Tapi ku ingin selalu hidup bersamamu...
Sampai hidup sesudah mati nanti...
Bukan hanya bidadariku di dunia…
Tetapi Engkau menjadi ratu bidadari…
Dari bidadari-bidadari surga yang ada...
Ya Allah... Kekalkanlah cinta kami…
0 komentar:
Posting Komentar